Bukan hanya fans Manchester United yang kecewa dengan permainan tim kesayangan mereka. Banyak dari mantan pemain mereka juga berbagi perasaan dan pandangan yang sama. Mantan pemain sekaligus sosok pemain legendaris mereka yang kini berkarya sebagai pemilik klub di MLS, David Beckham, termasuk orang yang sudah merasa cukup muak dengan segala yang terjadi dalam tubuh mantan klubnya ini. Kritik keras dia lontarkan kepada manajemen, direksi, hingga pemain klub. Kritik keras ini dilontarkannya di tengah semakin kencangnya tuntutan bagi klub asakota Manchester ini untuk segera melakukan perubahan pada gaya bermain mereka.
Kritik Keras Legenda Manchester United
Salah satu pemilik klub di MLS sekaligus pemain legendaris Manchester United, David Beckham, tampil ke publik dengan pernyataan yang cukup mengejutkan. Pemain yang sempat bersinar di bawah binaan Sir Alex Ferguson ini mengatakan kalau dirinya sekarang sudah muak dengan penampilan yang ditunjukkan oleh tim yang sempat memb3esarkan namanya ini. Ia juga melontarkan kriti keras kepada kualitas permainan yang ditunjukkan para pemain dalam menghadapi pertandingan-pertandingan mereeka.
Pertandingan terakhir yang mereka jalani terjadi di hari Minggu yang lalu. Tapi pertandingan ini kembali menjadi momen yang memilukan bagi mereka. Ketika dihadapkan dengan rival sekota mereka, Cityzens, tim ini kembali menelan kekalahan. Tiga gol melesat ke gawang mereka dengan tidak ada satu pun berhasil mereka kembalikan sebagai serangan balasan. Dua pemain Cityzens, Phil Foden dan Erling Haaland, menjadi pembawa kabar buruk bagi segenap penggemar Old Trafford. Kembali mereka merasa kecewa berat. Akibat hasil telak ini, mereka harus mencatatkan 3 kekalahan beruntun dalam 5 pertandingan sejak musim ini berjalan.
Bukan Hal yang Mengejutkan
Di satu sisi, kekalahan Manchester United dari Cityzens pada pertandingan ini seolah dapat dibenarkan. Kedua tim ini berada pada jurang kekuatan klub yang jauh berbeda. Tapi jika dilihat secara menyeluruh, sejak mereka dibina oleh Ruben Amorim, mantan klub David Beckham ini dianggap masih gagal menunjukkan hasil bermain sebaik yang diharapkan darinya ketika pertama kali ditunjuk sebagai pelatih.
Hasil yang buruk membuat penggemar dan pengamat mempertanyakan kualitas permainan mereka. Pelatih dan pemain tidak terkecuali. Dari sekian banyak orang yang menyuarakan kekhawatiran mereka, David Beckham menjadi yang paling terakhir dalam menyuarakan kekhawatirannya. Kepada media olahraga asal Eropa, ia menyampaikan pandangannya sebagai pribadi yang sempat bermain di klub ini dan juga sebagai penggemar yang hingga kini masih mengamati perkembangan klub ini. Tentang mantan klubnya ini, ia berharap kalau semua orang yang berada di internal klub ini juga tersakiti dengan kualitas permainan mereka seperti para penggemar tersakiti, yang menurutnya sudah seharusnya terjadi karena mereka adalah para pemain profesional.
Ia menekankan kalau tidak boleh ada pemain yang menjalani pertandingan tanpa ada harapan dan tujuan di luar memenangkan pertandingan. Mereka baru saja bertanding melawan Manchester Ctiy di kota mereka sendiri. SEtiap kali merkea kalah dalam pertandingan seperti ini, mereka tidak boleh merasa lengah hanya karena kalah dari tim dengan kekuatan besar seperti lawan terbaru mereka ini dan kemudian bertemu dengan para penggemar. Menurutnya peristiwa ini tidak boleh terjadi karena akan sangat merugikan semua pihak.
Pria yang sempat menjalankan tugas sebagai kapten di Manchester United ini mengatakan kalau laga kontrak Cityzens ini begitu berat untuk disaksikan. Sebagai orang yang masih menggemari mantan klubnya ini sampai sekarang, ia merasa cukup muak dengan pertandingan-pertandingan ini dan paham dengan perasaan yang dimiliki para penggemar. Rasa kecewa yang disampaikan David Beckham ini cukup beralasan. Tim ini hanya bisa mengakhiri musim lalu dengan menempati peringkat 15 klasemen. Sementara dari total 4 pertandingan yang mereka jalani di EPL pada musim ini, mereka hanya bisa menempati peringkat 14. Peringkt ini mau tak mau harus mereka tempati setelah hanya berhasil mengumpulkan 4 poin atau setara dengan 1 poin dari setiap pertandingan.
Kesalahan Ruben Amorim di Manchester United
Memang tidak ada alasan untuk tidak kecewa dengan Manchester United. Kegagalan terus menerus terjadi bahkan dengan banyaknya pergantian pelatih yang dilakukan oleh tim ini. Terbaru, mereka menunjuk mantan pelatih Sporting Lisbon, Ruben Amorim, untuk menjalankan tugas ini. Dia dianggap awalnya sebagai sosok yang bisa menyelamatkan mereka berkat keberhasilannya dalam menjadikan klub asal Portugal ini sebagai salah satu klub yang tak terkalahkan di Portugal.
Tapi semenjak dirinya ditunjuk sebagai pelatih di bulan November 2024 yang lalu, pelatih ini tak bisa memenuhi harapan ini, Ia hanya menyerahkan 25,8% kemenangan bersama mereka. Angka ini merupakan yang terburuk dari semua pelatih mereka di sepanjang sejarah klub ini. Salah satu kritik terbesar yang diarahkan kepada pelatih berdarah Portugal ini adalah tentang taktiknya untuk bagian gelandang. Di musim lalu, tak jarang taktik 2 pemain gelandang yang digunakannya tak cukup kuat untuk menghalau laju dari lawan-lawan mereka.
Rival-rival mereka dengan cukup mudah bisa memanfaatkan kelemahan ini. Dua gelandang yang mereka tempatkan seringkali dengan mudah diatasi oleh lawan-lawan mereka, seolah tidak ada perlawanan berarti. Ada juga keputusannya untuk menempatkan Bruno Fernandes ke dalam skema ini. Keputusan ini dianggap tidak cukup beralasan oleh para penggemar. Kondisi si pemain berusia 31 tahun yang kerap kesulitan untuk berurusan dengan mempertahankan barisan belakang mereka membuat para fans harus kembali melihat tim kesayangan mereka digilas oleh lawan-lawannya.
Kegagalan yang berulang ini menimbulkan pertanyaan tentang keefektifan pola yang digunakan Ruben Amorim ini. Keputusan mantan pelatih Sporting Lisbon ini untuk memanfaatkan formasi 3-4-2-1 memang terbukti bukan yang terbaik untuk digunakan oleh Manchester United. Tapi ada beberapa tim lain seperti Crystal Palace yang mampu menerapkan formasi yang sama di bawah kendali dari Oliver Glasner.
Meski demikian, Glasner berulang kali memastikan kalau bagian tentgahnya tidak terlalu mengendalikan pertandingan dengan menerapkan satu orang bek tengah untuk maju ke depan. Strategi seperti ini yang tidak diterapkan oleh Ruben Amorim. Meski berhadapan dengan situasi yang kurang lebih sama, sangat jarang terlihat Ruben Amorim menggunakan pendekatan ini termasuk saat pemain bek mereka berhadapand engan serangan balik.
Amorim sebenarnya bisa menambahkan pemain ekstra ke bagian tengah untuk bisa meningkatkan soliditas bermain mereka. Pola ini sudah berulang kali teruji efektif selama beberapa tahun terakhir, seperti digunakan oleh Inter Milan dengan format 3-5-2 mereka. Seandainya saja pelatih Manchester United menolak untuk menggunakan pendekatan ini, ia harus memindahkan Fernandes keluar dari skema dua pemain gelandang saat ini. Tanpa langkah drastis ini, mereka akan terus kebobolan gol.