Sinar Luis Felipe di Piala Dunia Klub

Piala Dunia Klub 2025 menjadi salah satu turnamen sepakbola yang cukup banyak disorot di bulan ini. Berbeda dengan turnamen tingkat regional lain seperti Liga Champions, Seri A, sampai La Liga, turnamen ini mempertemukan tim-tim sepakbola elite dari berbagai negara. Tapi bukan hanya kiprah para tim yang mendapat sorotan di ajang bergengsi ini. Kiprah para pelatih juga tidak kalah banyak mendapat sorotan. Dari semua pelatih yang bertarung pada kompetisi ini, nama Luis Felipe menjadi yang cukup banyak disorot belakangan ini. Kiprahnya yang mentereng bahkan membuatnya diyakini bisa berkembang menjadi salah satu pelatih sepakbola terbaik di dunia.

Kemilau Luis Felipe

Piala Dunia Klub menarik cukup banyak perhatian publik dan penggemar sepakbola belakangan ini. Secara khusus, ada satu sosok yang menarik perhatian lebih banyak dari sosok lain, terutama dari barisan pelatih. Adalah Luis Felipe, seorang pelatih berusia muda yang ditunjuk untuk memimpin para pemain yang tergabung di Flamengo yang menjadi pusat pembicaraan ini. Mantan pemain Chelsea dan Atletico Madrid ini mendapat sorotan luar setelah berhasil mencatatkan kemenangan penuh arti bersama timnya. Ia juga dianggap mampu menunjukkan strategi taktis yang sangat efektif di pergelaran turnamen ini.

Sebelum berkiprah sebagai pelatih, publik telah lama mengenalnya sebagai seorang pemain bek kiri dengan karir yang mentereng. Setelah pensiun, ia kemudian menapaki babak baru dengan menjalankan tugas sebagai pelatih di Flamengo. Dengan usia yang baru 39 tahun, pelatih ini bertanggung jawab sebagian besar atas keberhasilan klub ini. Di bawah asuhannya, banyak orang memprediksi klub asal Brasil ini akan bisa menuai keberhasilan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Pujian dari Direktur Sepakbola Flamengo

Direktur sepakbola dari tim yang sama, Jose Boto, menyampaikan pandangannay tentang pelatih mereka ini. Petinggi Flameno ini menekankan sosok Luis Felipe sebagia seorang pelatih yang memiliki semua kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi salah seorang dari pelatih sepakbola terbaik di dunia. Dalam sebuah sesi wawancara dengan awak media, sosok berdarah POrtugal ini menyampaikan pujiannya atas etos kerja yang dimiliki pelatih mereka tersebut. Ia mengatakan kalau tren dan semangat kerja yang ditunjukkan sosok utama dalam kebangkitan Flameno tersebut telah melampaui standar yang berlaku di dunia Eropa.

Dalam pernyataannya, ia memandang sosok Luis Felipe sebagia seornag pribadi yang memiliki gaya bermain yang mampu dieksekusi dengan baik. Ia tidak merubah pendekatan tim tanpa alasan yang jelas. Menurutnya ini adalah salah satu karakteristik yang dimiliki para pelatih ternama. Ia adalah seorang pelatih yang penuh persiapan dan suka bekerja, dua hal yang sangat ia apresiasi. Ia juga menyampaikan pandangannya tentang sang pelatih yang dianggapnya sebagai seorang pribadi dengan pengetahuan sepakbola Eropa. Menurutnya, alasan-alasan inilah yang membuat mereka memutuskan untuk tetap mempertahankannya. Secara keseluruhan, ia menyampaikan rasa puas terhadap kinerja yang mereka raih sejauh ini.

Kiprah Luis Felipe di Piala Dunia Klub

Menurut catatan dari pengamat di 12Bet daftar, di ajang Piala Dunia Klub, Luis Felipe menarik perhatian dunia berkat keberhasilannya dalam memandu klub asal Brasil ini. Di bawah panduannya, ia berhasil memimpin klub ini mencapai fase penyisihan grup. Mereka bahkan berhasil mengumpulkan poin untuk mencapai peringkat pertama di klasemen grup. Prestasinya semakin disorot setelah klub yang dipimpinnya berhasil melaju ke babak 16 besar, di tengah persaingan ketat dari banyak klub elite dunia. Tapi satu hal yang membuat dirinya paling banyak mendapat sorotan adalah ketika ia berhasil memimpin timnya dalam mengalahkan Chelsea.

Hasil ini melampaui prediksi dari banyak orang. Di mata publik, Chelsea adalah klub sepakbola yang menjuarai ajang Liga Konferensi Eropa. Prestasi The Blue juga semakin teruji setelah mereka behrasil menempati peringkat 4 di musim Liga Primer Inggris yang lalu. Tapi semua catatan ini seolah tak berarti ketika mereka justru seolah tunduk dari dominasi Flamengo di putaran kedua laga Grup D. Strategi yang ditunjukkan pelatih berdarah Brasil tadi rupanya berhasil membungkam semua permainan The Blues. Dibandingkan 3 gol yang berhasil dicetak pemain Flamengo, punggawa The Blues hanya berhasil mencetak 1 gol sebagai balasan. Hasilnya bisa ditebak, wasit menetapkan tim asal Brasil tadi sebagai pemenang.

Keberhasilannya ini membuatnya dipuji oleh banyak media olahraga asal Eropa. Tak sedikit bahkan yang menyandingkannya dengan para pelatih ternama lain seperti Pep Guardiola. Beberapa juga mulai menyandingkan gaya dan strategi bermainnya seperti Diego Simeone. Mantan pemain bek kiri ini menghabiskan waktu bertahun-tahun di Atletico Madrid di bawah asuhan pelatih berdarah Argentina ini. Sepertinya dari periode inilah, ia mulai belajar tentang gaya melatih para pemain sepakbola, yang kini diterapkannya di Flamengo.

Dengan hasil ini, kini Flamengo sedang mengincar untuk mencetak sejarah mereka sendiri di Piala Dunia Klub. Tim asuhan Luis Felipe ini akan berhadapan dengan Bayern Munich pada pertandingan berikutnya. Keduanya akan dipertemukan di hari Minggu yang akan datang waktu setempat di Stadion Hard Rock di Miami, Amerika Serikat. Jika menang, mereka dipastikan akan melaju ke babak perempat final.

Kesempatan mendapatkan tiket perempat final inin membuat para penggemar Flamengo mengingat momen pertama kali mereka menyambut sang pelatih. Bulan Oktober 2024 menjadi momen bersejarah tersebut, ketika dirinya menggantikan Tite di klub asal Brasil ini. Sejak saat itu, Luis Felipe telah mengumpulkan lebih banyak gelar juara dengan menang di 4 kejuaraan dan kalah di 3 kesempatan. Selama periode yang sama, Flameno berhasil memenangkan Taca Guanabara, Campeonato Carioca, Supercopa do Brasil, dan Copa do Brasil.

Bukan hanya itu, menurut catatan dari beberapa media, pelatih yang sama juga berhasil mencapai rekor terbaik ketiga di Flamengo pada abad ini. Dalam 50 pertandingannya bersama tim utama, ia hanya berada di peringkat ketiga dalam hal persentase menang. Ia hanya berada di bawah Jorge Jesus dengan 81,6% pada 2019 di peringkat pertama dan Joel Santana dengan 77,7% di 2005 yang menempati peringkat kedua.