Rahasia Vincent Kompany Revolusi Bayern Munich

Sosok Vincent Kompany menjadi sorotan publik. Pria ini dianggap menjadi sosok kunci yang berhasil melakukan revolusi terhadap Bayern Munich hingga menjadi seperti klub menakutkan seperti sekarang. Revolusi yang dihadirkannya dari awal menarik perhatian karena dianggap dilakukan dengan cara yang tidak biasa. Pria ini memilih untuk menggunakan taktik berisiko tinggi. Dia juga melakukan kejutan dengan peran yang dia berikan kepada Harry Kane, seorang pemain yang paling banyak mendapat sorotan publik. Meski di awal dibayang-bayangi oleh tekanan publik, tapi pendekatan ini rupanya berhasil dengan kinerja mereka meningkat secara signifikan.

Taktik Vincent Kompany Berhasil

Mantan pemain bertahan yang pernah merasakan langsung kualitas latihan Pep Guardiola kini telah berkembang signifikan. Pria yang dahulu bertugas sebagai pemain bertahan ini sekarang telah melesat menjadi seorang pelatih yang mendapat sorotan publik. Namanya disorot setelah dia berhasil melakukan transformasi besar-besaran kepada tim raksasa asal Jerman ini. Berkat tangan dinginnya, ia berhasil menjadikan tim ini sebagai salah satu yang sangat ditakuti di seantero Jerman.

Masa depan memang tidak pernah pasti. Sesuatu bisa saja terjadi tanpa menunjukkan tanda-tanda pendahuluan. Kejutan juga bisa terjadi setiap saat tanpa ada satu pun yang mengetahui. Tapi hal ini tidak terjadi dengan Bayern Munich. Sejak awal mereka memberikan tugas sebagai pelatih kepada mantan pemain Pep Guardiola ini, mereka langsung menetapkan diri di langkah menuju perubahan. Sejak hari pertama hadir sebagai pelatih mereka, sudah ada perubahan besar yang langsung diterapkan oleh sosok penting ini.

Reputasi Emas Bayern Munich

Strategi yang diterapkan Vincent Kompany ini memang tidak sembarangan. Awalnya memang tidak mudah. Tapi tim raksasa asal Jerman ini behrasil berkembang menjadi tim dengan kemampuan menyerang terbaik, bukan hanya di seantero Jerman, tapi juga seluruh Eropa. Reputasi ini mereka dapatkan setelah berhasil mengoleksi 64 gol dari musim ini saja. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil mengoleksi 41 gol dari Bundesliga. Padahal di kompetisi elite Jerman ini, mereka baru saja menjalani 11 pertandingan. Dengan angka seperti ini, mereka sudah mengumpulkan 4 gol dalam 1 pertandingan di kmopetisi ini. Jika dibandingkan dengan 7 liga utama yang dijalani mereka, PSV sebenarnya memiliki catatan yang kurang lebih sama. Hanya saja tim yang bernama lengkap PSV Eindhoven ini hanya berhasil mencatatkan statistik 3,3 gol dalam 1 pertandingan.

Keberhasilan mereka lebih dari sekadar angka. Cara Bayern Munich mencapai gawang lawan mereka bisa dikatakan berbeda dari yang biasanya terjadi di kompetisi tingkat elite. Vincent Kompany telah menunjukkan kepada publik kalau dia bukan pelatih sembarang. Dia menunjukkan langsung kalau dirinya adalah seorang pelatih dengan kesiapan untuk memilih bermain dengan pendekatan yang sangat agresif. Dia juga tidak sungkan untuk menerapkan ide-ide yang bagi banyak orang terkesan berisiko. Salah satu pendekatan berisiko yang diterapkannya adalah ketika dirinya menggunakan hanya 2 orang pemain unttuk menempati bagian depan. Jumlah ini tergolong cukup berisko, memang bisa menghadirkan permainan yang terkesan tajam. Apalagi dirinya juga menggunakan langsung 6 orang pemain di bagian belakang, sangat kontras jika dibandingkan dengan bagian depan.

Jika dibandingkan dengan tim-tim lain, belufm ada satu pun yang berhasil mematahkan pertahanan mereka dengan formasi 2-2-6 yang mereka gunakan. Bahkan tim seperti Paris Saint-Germain sekalipun masih belum berhasil menemukan celah di balik permainan mereka ketika bertanding di LIga Champions. Tapi apa sebenarnya yang bisa menjelaskan di balik keberhasilan mereka ini?

Strategi Vincent Kompany

Perdebatan tentang relasi antar peran dan tugas berdasarkan posisi masing-masing telah menjadi bahan pembicaraan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam sebuah era yang didominasi oleh peran berdasarkan posisi dan peningkatan peran pemain berperan tunggal serta keberhasilan sporadis dari relasi antarposisi di tengah lapangan, Vincent Kompany mungkin menjadi pelatih pertama yang berhasil menghubungkan keduanya dengan sukses. Dia juga berhasil mendapatkan dukungan publik yang cukup besar berkat keberhasilannya dalam menggunakan pendekatan yang radikal ini.

Secara teori, Bayern Munich masih cukup sering menggunakan formasi 4-2-3-1 yang telah menjadi ciri khas mereka dalam beberapa dekade terakhir. Dari formasi ini mereka behrasil memenangkan Liga Champions sebelum era Pep Guardiola di 2013 yang lalu sampai tahun 2021 ketika mereka berada di bawah kendali dari Hansi Flick. Tapi yang terjadi setelah periode ini adalah suatu hal yang sama sekali berbeda.

Gagasan yang diterapkan Vincent Kompany saat ini adalah menari ruang, terlepas dari posisi pemain. Pergantian posisi cukup sering terjadi, pemain belakang tengah bergerak di belakang dan Harry Kane menjadi viral berkat pergerakannya yang cepat dengan perubahan yang sering terjadi. Publik juga semakin terkesima ketika tim ini melakukaln umpan dengan jumlah tinggi dari titik bertahan, suatu hal yang biasanya sering dilakukan bagian gelandang.

Pergerakan ini jelas terlahir, tapi yang tejradi secara alami ketika pemain-pemain paham ruang yang harus merkea incar dan arah yang harus mereka tuju, serta yang harus mereka lindungi. Fase pertama dari pembangunan ini biasanya mudah, biasanya dengan 4 pemain di bagian belakang dan 2 orang di bagian tengah untuk mendukung. Kimmich, misalnya, sangat penting untuk pola bermain seperti ini.

Sebagai salah satu dari pemain gelandang bertahan dengan formasi 4-2-3-1, pemain ini kerap turun ke bagian bek tengah dan biasanya menempati bagian bek kanan, yang kemudian bergerak ke depan. Pola seperti ini sempat menciptakan keraguan dii baigan bertahan: Apakah sistem penekanan yang berasal dari sisi sebaliknya mengearnya dan melakukan tekanan? Jika benar, ruang yang diciptakan untuk pemain bek penuh yang bergerak melalui bagian tengah tau gelandang ayng menempati bagian ini. JIka tidak, Kimmich sebagia seorang pemain yang sangat kreatif dan berpengalaman punya ruang dan waktu untuk bergerak maju.

Juga di dalam dunai sepakbola ketika kemampuan penekanan individu menjadi penting, Bayern menggunakan hal ini untuk menekan lawan mereka dan menciptakan ruang. Ketika pemain bek penuh dan gelandang maju, misalnya, mereka menarik lawan dan menciptakan ruang di bagian tengah bagi pemain bek tengah untuk bergerak maju sambil membawa bola. Jika lawan menekan tinggi dengan campuran penekanan invididu dan wilayah, tim asal Bavaria ini akan memancing merkea untuk maju untuk bermai umpan jauh dan emmanfaatkan dominasi fisik pemain seperti Kane dan Goretzka atau ritme pemain gelandang bergerak di bagian belakang. Inilah alasan tak perlu waktu lama bagi skuad Vincent Kompany untuk mencapai bagian yang lebih depan di lapangan tempat hal-hal bisa berkembang menjadi lebih menarik dari sudut pandang taktis.

Formasi ofensif yang berlangsung dari dekade lalu telah menempatkan lebih banyak pemain menyerang di bagian terakhir pertahanan. Ketika banyak tim biasanya bertahan dengan 4 orang pemain, formasi dengan 5 orang pemain di depan menjadi populer. Dari Manchester City hingga timnas Brasil, sebagian besar menyerang dalam formasi ofensif dengan formasi 2-3-5 atau 3-2-5. Seiring waktu, lawan mulai bertahan dengan formasi 5 orang atau tidak ada lagi dominasi yang jauh. Sekarang, Vincent Kompany justru menerapkan formasi 2-2-6.