Mantan penyerang Wolves, Patrick Cutrone, mengutarakan pandangannya tentang alasan-alasan ‘sulit’ di balik perjuangannya ketika masih bergabung dengan klub sepakbola dengan warna seragam emas dan hitam tersebut. Kabar ini disampaikannya di tengah munculnya rumor pihak klub tengah mempertimbangkan perekrutan pemain baru maupun pelepasan pemain lama untuk bisa memperbaiki perjuangan mereka di musim kompetisi kali ini.
Rekam Jejak Bersama Wolves
Sang pemain berusia 24 tahun tersebut pertama kali bergabung dengan Wolves pada tahun 2019 yang lalu dari AC Milan. Transfer dirinya pada waktu tersebut dibanderol dengan angka 16 juta poundsterling. Sejak pertama kali mendarat di markas klub barunay tersebut, ia dipercaya untuk turun pada 289 pertandingan sebelum akhirnya dipinjamkan ke klub lain. Ini pun terjadi tak lama setelah dirinya bergabung dengan klub tersebut.
Selama masa kontraknya selama 3 tahun di Stadion Molineux, Cutrone menghabiskan sebagian besar waktunya sebagia pemain pinjaman di Fiorentina, Valencia, hingga Empoli. Ia kemudian memutuskan untuk bergabung secara permanen di klub Como di bawah bimbingan Cesc Fabregas pada musim panas tahun ini. Keputusan ini ia ambil setelah dirinya tidak lagi dilibatkan secara aktif dalam permainan Bruno Lage dalam laga pramusim setelah kepindahan sang pelatih dari markas klub.
Masa-masa Sulit di Wolves
Ketika melayani pertanyaan media, Cutrone menggambarkan masa-masa sulit yang harus ia alami ketika bergabung ke West Midlands tersebut setelah bergabung. Ia mengatakan bahwa pada saat itu, Wolves merupakan tim pertama yang ia datangi setelah Milan, jadi jarak yang harus ia tempuh untuk meniti perjalanan baru tersebut cukup panjang dari tempat kelahirannya.
Ia pun mengambil langkah tersebut seorang diri bersama dengan kekasihnya. Ia mengakui bahwa masa-masa awal di klub bukanlah masa-masa yang terbaik dalam perjalanan keduanya. Terkadang ada waktu ketika keluarganya datang ke tempatnya untuk berkunjung, tapi hanya untuk sementara. Sebagian besar waktunya pun ia habiskan seorang diri.
Tantangan Besar untuk Seorang Penyerang
Seperti yang dilansir 12Bet Sport, awalnya ia sempat berpikir kondisi sendiri tersebut cukup baik karena ia mampu bermain dengan baik. Ketika ia bermain, ia merasa senang. Ketika ia mulai tidak turun ke lapangan, ia mulai mengalami distraksi pikiran. Ia beranggapan sang pelatih lebih memilih pemain lain dan ia belum bisa memberikan alasan yang cukup kuat bagi pihak pelatih untuk kembali mempercayai dirinya.
Ia menekankan bahwa untuk seorang penyerang, ketika dirinya gagal mendapatkan waktu dan kesempatan yang konsisten untuk bermain, hal ini menjadi masalah dan kesulitan yang harus ia jalani. Menurutnya, bermain dengan konsisten adalah hal penting yang harus ia lakukan. Menurutnya disinilah akar dari semua masalahnya ketika ia tidak diberikan kesempatan yang cukup untuk bermain.
Mantan pemain Wolves tersebut kemudian mengatakan betapa klub barunya saat ini mampu membantunya menyelesaikan masalah tersebut. Ketika ia berhasil mencetak 2 gol dalam 3 laga perdananya, ia mampu mendapatkan kepercayaan lebih dari sang pelatih barunya. Ia pun merasa begitu senang dengan prestasi tersebut. Menurutnya, kondisi ini masih jauh lebih baik daripada masa-masanya ketika bersama Wolves.