Ruben Amorim Tetap Pertahankan Pendiriannya

Kritik demi kritik masih terus datang menghujani Ruben Amorim. Di awal penunjukannya sebagai pelatih, banyak orang menaruh harapan besar akan strategi dan taktik yang digunakannya. Keberhasilannya dalam mengantarkan Sporting Lisbon, mantan klubnya, dalam menjuarai sepakbola di tanah Portugal menjadi alasan di balik optimisme ini. Tapi setelah kurang lebih setahun berkarya di Old Trafford, penggemar Setan Merah masih belum bisa mendapatkan hasil yang mereka harapkan dari awal penunjukan ini. Justru mereka mendapatkan hasil yang jauh lebih buruk dengan hanya sedikit kemenangan dan banyak kekalahan. Pria ini lantas mendapat kritik dan tekanan untuk mengganti strategi sampai gaya bermainnya. Tapi sampai hari ini, dia masih bersikeras kalau pendekatan yang digunakannya sekarang tepat sesuai dengan profil klub ini.

Ruben Amorim Tekankan Pandangannya

Pria yang ditunjuk untuk bertugas sebagai pelatih kepala di Manchester United, Ruben Amorim, menegaskan pandangan yang dia miliki sampai sekarang. Setelah sempat bersikeras kalalu dirinya tidak akan mengubah pendekatan pada tim ini, dalam sebuah kesempatan baru-baru ini, pelatih yang diketahui lahir di Portugal ini mengatakan kalau dirinya belum terikat dengan formasi apapun. Hal ini dia katakan sambil menyinggung formasi 3-4-2-1 yang sering digunakan di tengah kritik yang deras mengalir terkait penggunaan taktik bermain ini.

Formasi yang digunakan pelatih Manchester United ini memang telah menjadi fokus dari perdebatan dan kritik terutama di tengah penggemar mereka. Banyak orang beralasan kalau formasi ini tidak tepat jika digunakan di dunia sepakbola Inggris. Tak sedikit juga orang yang mempertanyakan jika memang formasi ini tepat digunakan oleh Manchester United, terutama dengan profil pemain yang mereka miliki saat ini. Dari pandangan pengamat, banyak pemain yang seolah merasa tidak nyaman jika mereka harus menggunakan formasi ini. Tidak sedikit juga pemain yang seolah dipaksa untuk bermain di posisi yang tidak mereka kuasai sama sekali semata untuk memenuhi pemakaian formasi ini. Kondisi ini kemudian yang dianggap sebagai pemicu dari merosotnya kualitas permainan Manchester United.

Kritik dari Mantan Pemain

Mantan pemain yang pernah bertugas sebagai kapten di Manchester United, Gary Neville, menjadi salah satu nama yang cukup vokal tentang hal ini. Dia sering mengkritik taktik yang digunakan Ruben Amorim dalam banyak pertandingan mereka. Terbaru dia juga melontarkan kritik yang sama ketika mereka bertanding melawan Everton pada hari Senin yang lalu. Pertemuan antara dua tim ini merupakan bagian dari pertandingan Liga Primer Inggris. Sayang bagi Setan Merah, penggemar mereka yang hadir langsung di kandang sendiri menjadi saksi kembali dari buruknya performa yang mereka tampilkan.

Reputasi Manchester United semakin hancur karena pada pertandingan ini, Everton hanya bermain dengan 10 orang pemain setelah satu dari mereka ditarik keluar dari pertandingan. Tapi meski dengan formasi seperti ini, Ruben Amorim memilih untuk tetap menggunakan formasi 3 orang pemain belakang. Ada juga di beberapa kesempatan ketika dia memilih menggunakan 5 orang pemain di bagian belakang. Biasanya format ini dia gunakan ketika Manchester United sedang berusaha untuk mengejar ketertinggalan mereka, ketika tim David Moyes sedang bermain jauh lebih unggul.

Tak tahan dengan situasi yang dihadapi mantan timnya ini, Gary Neville membagikan pandangan terbarunya. Pria yang pernah membangun karirnya di Old Trafford ini mengatakan kalau mereka harus memiliki urgensi yang tepat dan menjadikan lapangan sebesar mungkin. Mereka harus bisa menempatkan sebanyak mungkin pemain di bagian depan.

Kritik Ruben Amorim

Masih berbagi pandangannya, Gary Neville juga mengatakan kalau sosok Ruben Amorim memiliki satu pertanyaan penting yang harus dia jawab. Menghadirkan Diogo Dalot di bagian depan setelah Luke Shaw adalah sebuah keputusan yang layak untuk dipertanyakan. Dia pribadi tidak bisa memahami alasan di balik keputusan ini. Dia juga tak lupa mempertanyakan keputusan pelatih mereka ini dalam menggunakan 5 orang pemain di bagian belakang, sebuah jumlah yang menurutnya tidak masuk akal dan justru memalukan.

Menurutnya, pelatih mereka ini harus menggunakan pendekatan yang sama sekali berbeda. Mereka harus menerapkan pola bermain seperti Alamo. Mereka harus bisa bermain dengan sangat cepat dan menggunakan tempo tinggi dalam mengumpan bola dari satu sisi ke sisi lain. Mereka harus meningkatkan permainan dengan signifikan hingga menguasai bagian sisi kiri dan kanan lapangan dengan optimal. Dia juga menekankan pentingnya Manchester United mengembangkan kemampuan pemain dalam mengumpan bola baikk dalam jarak dekat hingga jauh, menempatkan pemain yang tepat dalam jumlah yang tepat di bagian depan. Tapi dia juga menekankan kalau sangat penting bagi mereka untuk bisa mempertahankan konsistensi dalam melakukan serangan. Hal ini menurutnya sangat penting karena Manchester United sekarang ini adalah sebuah tim yang bermain dengan sangat lambat. Tidak ada menurutnya kehadiran yang berarti di dalam kotak penalti.

Meski demikian, di tengah kritik yang mengalir deras ini, Ruben Amorim mengatakan kalau dirinya bersedia untuk mengubah formasi dalam pertandingan mereka. Hal ini sempat dia sampaikan kepada beberapa media. Kepada salah satu media lokal, dia sempat berujar kalau mereka menerapkan perubahan ini keteika bertanding melawan Liverpool. Mereka memang tidak melakukannya pada Bryan Mbeumo, melainkan Matheus Cunha. Mereka menerapkan perubahan pada opsi yang mereka miliki dan sekarang semua orang. Menurutnya tidak hanay di Liga Inggris, tapi juga kompetisi di Portugal dan semua kompetisi, selalju ada varifasi yang hebat tentang cara mereka menerapkan struktur bermain.

Pelatih yang sama kemudian berujar bahwa mungkin mereka menggunakan formasi 4-4-2 Tapi 5 menit kemudian, mereka menggunakan 4-3-3 atau 3-4-3. Dia juga kembali menekankan kalau dirinay bersedia untuk melakukan segala apapun, berbeda dengan anggapan dari banyak orang kalau dia adalah seorang pribadi yang terlalu terikat pada satu hal. Menurutnya, dia hanya memulai dengan fondasi mendasar, tapi yang jelas, mereka bisa menggunakannya di masa yang akan datang. Dia juga menyampaikan menekankan kalau merekah telah mempertimbangkan tentang Bryan Mbeumo bermain di bagian tengah karena dia punya kemampuan transisi yang baik.

Pria ini kemudian meneruskan kalau menurutnya posisi terbiak untuk pemain ini adalah gelandang karena gaya bermainnya yang tersembunyi, tidak terlalu suka diawasi oleh orang lain. Dia punya kemampuan menyerang yang baik, bisa lebih berbahaya dari gelandang kiri atau kanan, sehingga lebih baik daripada bertugas sebagai striker. Menurutnya peran ini yang akan digunakannya di masa mendatang seperti yang sudah sering dilakukannya di Sporting Lisbon.

Dengan situasi mereka sekarang, Manchester United berhasil menang 5 kali, 3 kali seri, dan 4 kali kalah dalam 12 pertandingan mereka di musim ini. Hasil ini memberikan mereka 18 poin dengan tempat di peringkat 10 klasemen Liga Primer. Setan Merah juga sekarang akan mengincar untuk menang setelah kalah di kandang dari Everton saat bertandang ke Crystal Palace di hari Minggu sore nanti.