Isu rasisme Euro 2021 merebak kencang jelang pertemuan Belanda kontra Republik Ceko. Sang kapten timnas Belanda, Georginio Wijnaldum pun mengeluarkan ancamannya. Ia mengatakan takkan segan keluar dari lapangan jika mendengar sedikitpun ucapan rasis dari pihak manapun, termasuk penonton sekalipun.
Isu Rasisme Euro 2021 di Tengah Bergulirnya Kompetisi
Kapten timnas Belanda, Georginio Wijnaldum, mengakui bahwa ia takkan segan keluar dari lapangan pada laga Belanda kontra Republik Ceko mendatang. Hal ini akan dnilakukannya jika ia atau rekan-rekan setimnya di timnas Belanda menjadi subyek pelecehan rasial selama laga tersebut.
Kedua tim dijadwalkan akan bertemu di Puskas Arena di Budapes pada akhir pekan ini. Laga ini akan berlangsung hanya berselang beberapa hari setelah penggemar lokal menampilkan sebuah spanduk sebelum laga Perancis kontra Portugal. Spanduk tersebut meminta para pemain untuk berhenti berlutut sebelum laga digelar.
Isu Rasisme Euro 2021 dan Tindakan Suporter
Setelah insiden tersebut, beragam kritik pun mengalir deras terhadap tindakan sang suporter. Sang kapten timnas Belanda tersebut pun mengambil bagian dalam langkah ini. Menurutnya, isu rasisme Euro 2021 maupun isu diskriminatif lainnya adalah isu serius. Ia memang mengakui bahwa tindakan berlutut memang tidak selamanya perlu. Hal ini sebaiknya diserahkan kepada masing-masing pemain untuk dipertimbangkan.
Meski demikian, secara pribadi, ia mengatakan bahwa ia bisa saja melangkah keluar dari lapangan pada laga nanti. Hal ini akan dilakukannya jika ia maupun salah satu rekan setimnya mendapatkan pelecehan tersebut. Menurutnya ini adalah sebuah hal yang sangat layak untuk dilakukan.
Lebih lanjut, ia juga berujar bahwa UEFA seharusnya hadir untuk memberikan perlindungan kepada segenap pemain dan mengambil keputusan terkait. Ia beranggapan bahwa hal ini tidak bisa hanya dilihat dengan mengorbankan para pemain. Para pemain kerap mendapatkan hukuman karena melindungi diri mereka sendiri. Oleh karenanya, penting bagi UEFA untuk mengambil peran yang lebih jauh dan penting dalamm hal-hal seperti ini.
Tak berhenti di situ, ia mengatakan bahwa ada kemungkinan ia juga akan berhadapan dengan situasi demikian. Dalam kondisi tersebut, ia berpikri untuk keluar dari lapangan. Meski demikian, langkah ini masih dipertimbangkannya matang-matang. Sang lawan bisa saja menggunakan taktik ini untuk mengusir mereka keluar dari lapangan dan akhirnya memenangkan laga.
Tak Hanya pada Belanda kontra Republik Ceko
Isu diskriminasi memang belakangan ini mencuat dengan cukup derat. Terlebih kabar terkait tindakan penggemar lokal di Hungaria tersebut berhasil menarik perhatian media. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya produk perundangan yang baru-baru ini lolos dari parlemen.
Peraturant ersebut menegaskan bahwa lembaga pendidikan maupun siaran televisi dilarang untuk menampilkan konten edukasi yang ditujukan bagi masyarakat berumur 18 tahun atau di bawahnya y ang mungkin mempromosikan homoseksualitas maupun perubahan jenis kelamin.
Peraturan ini seolah memberikan angin segar bagi masyarakat setempat yang memang dikenal keras terkait isu ini. Bahkan tak sedikit pula kalangan yang turut memberikan dukungan terhadap tindakan sang suporter tersebut. Hal ini bisa dilihat dari masih banyaknya konten maupun utas di media sosial yang memperlihatkan pro maupun kontra di balik tindakan tersebut. Tak sedikit pula kalangan yang menampilkan kembali foto dari spanduk tersebut. Seperti diketahui bersama, spanduk tersebut ditampimlkan di Puskas Arena jelang laga Perancis kontra Portugal. Sang inisiator menempatkan pesan Anti LMBTQ, sebuah pesan yang cukup sensitif.